Etikaguru dalam kitab Adab Al โAlim Wa Al-Mutaโallim dan relevansinya dengan kompetensi guru oleh: Rohmaniah, Zulfatur Terbitan: (2019) STUDI KOMPARATIF KONSEP AKHLAK MURID TERHADAP GURU MENURUT KH. ZAINAL ABIDIN MUNAWWIR DALAM KITAB WAZ{AIF AL-MUTAโALLIM DAN KH.
Sumber Facebook Arif Wibowo. Dalam perjalanan bertarekat, menjaga adab merupakan sesuatu yang prinsip asas, dasar untuk memastikan perjalanan menuju Allah suluk mencapai maksud dan tujuannya. Beberapa adab murid kepada Guru Mursyid adalah 1. Yakin dan percaya Seorang murid harus memiliki keyakinan penuh bahwa maksud dan perjalanan suluknya tidak akan selamat tanpa peran dan perantaraan Guru Mursyid. Tanpa berpegang teguh pada ajaran dan arahan guru, seorang murid tidak akan terfasilitasi dalam mengatasi setiap rintangan dan godaan yang seringkali samar dan tidak terlihat dari pandangan mata seorang murid. Baca juga Tradisi Mengenang Guru dalam TQN Pontren Suryalaya Jangan sekalipun kita meragukan peran Mursyid dalam membimbing, mengawasi, dan mengawal perjalanan kita. Terlebih ketika misalnya kita ditempatkan pada suatu hal dan keadaan yang tidak sesuai dengan harapan dan kehendak kita. Jangan pernah berpikir bahwa sang Mursyid tidak mau peduli, mengabaikan, atau meninggalkan kita. Satu yang perlu kita ingat bahwa seorang Mursyid sangat amat kasih dan sayangnya kepada semua muridnya. Bahkan beliau jaminkan dirinya untuk keselamatan dan kebahagiaan murid-muridnya, yaitu untuk keselamatan dunia dan akhirat, untuk kebahagiaan dzahir dan bathin. Di sisi lain, seorang Mursyid adalah kekasih Allah, yang diberikan limpahan kuasa untuk memberi pertolongan dan ijabah untuk para muridnya. Seorang Mursyid memiliki pandangan tajam dalam memilihkan jalan dan keadaan terbaik untuk muridnya. Baca juga Guru Mursyid Ibarat Dokter yang Mengobati Penyakit Qalbu Jangan pernah berpikir untuk berhenti dalam bertarekat atau berpindah Mursyid hanya karena hal dan keadaan kita tidak kunjung juga sesuai dengan harapan dan keinginan kita. 2. Patuh dan Melayani Khidmat Seorang Murid harus mengikuti secara penuh apa-apa yang diajarkan oleh Guru Mursyidnya. Kepatuhan seorang Murid ditunjukkan dengan menjalankan wirid-wirid hanya sesuai dengan yang diajarkan. Jangan sampai kita mengubah ajaran guru atau menambah dengan menyisipkan bacaan hanya karena kita merasa yang kita sisipkan adalah bacaan yang mempunyai fadhilah yang bagus atau kaifiat yang mantap. Sungguh, bahwa amaliah yang diberikan oleh Guru kepada Muridnya itu sudah sempurna dan jauh lebih baik daripada dugaan dan penilaian yang terlahir dari keterbatasan ilmu kita. Baca juga Kalian Jago Kandang Bantu TQN Jogja Selain itu, karena jauhar-nya iradah dan mahabbah tidak akan didapatkan seorang murid kecuali dengan tunduk, patuh, dan khidmat melayani Guru Mursyid, maka diantara adab seorang murid adalah mewujudkan khidmat kepada guru dengan rasa senang, rela, dan ikhlas hanya karena Allah Swt. 3. Tidak menduakan Guru Mursyid Menduakan dalam hal ini maksudnya adalah menjalankan amaliah dari dua tarekat sekaligus. Mengambil ijazah dari Mursyid lain dan mengamalkan ajaran thariqah lain di luar yang diajarkan oleh Guru, sama saja meragukan Mursyid kita. Hal inilah yang sering tidak disadari dan seringkali menjadi sebab timbulnya kebingungan dan menjadi gagalnya perjalanan seseorang. Amaliah TQN itu simple. Apa yang diajarkan, lakukan, genggam erat, istiqamahkan. Penulis Arif Wibowo, Ketua LDTQN Yogyakarta Sekarang traktir Tim TQNNEWS gak perlu ribet, sat-set langsung sampe! Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan ______
ADAB MURID TERHADAP GURU MURSYID ) Murid Harus Menepati Adab Terhadap Guru Mursyidnya. Beberapa Adab Murid Terhadap Guru Mursyidnya ialah : Adab Ke: 1 ูก -
Assalamuโalaikum warohmatullahi wabarokaatuh 1. Keyakinan penuh kepada Guru Mursyid dalam ajaran, bimbingan, dan pensuciannya atas diri murid-muridnya. โ Mencintai Guru Mursyidnya dengan maksimal. โ Meyakini kesempurnaan Guru Mursyid dalam mendidik dan membimbing. โ Meyakini bahwa tidak ada samanya di daerah itu yang lebih utama dari Guru Mursyidnya. โ Jika memandang orang lain lebih sempurna, maka ikatan cinta pun melemah, dan ucapan serta tindakan Guru Mursyid tidak banyak berpengaruh. โ Sarannya adalah cinta. โ Pengamal adab akan memperoleh tempat dan kecintaan di dalam qolbu sang Syeikh dan diridhoi dalam pandangan Allah Swt. Sebab dengan rahmat, anugerah, dan perhatian Allah Swt, Allah Swt senantiasa melihat dan mengawasi hati para kekasih atau wali-waliNya. Dengan bersemayam di dalam ruang qolbu Syeikh, rahmat dan anugerah Allah terus-menerus mengaliri segenap keberadaannya. โ Keridhaan seorang Syeikh menandakan keridhaan Allah, Nabi Muhammad Saw dan seluruh Syeikh yang menempuh jalan Tasawuf. โ Menghormati ulama-ulama dan para Syeikh adalah hak yang penting, tidak memenuhi hak mereka berarti menantang seorang Syeikh. โ Ditengah para murid laksana Nabi dengan sahabat. 2. Ketetapan hati yang sempurna untuk mendatangi Guru Mursyid. โ Sadarilah tanpa mendatangi Guru Mursyid, pintu tidak bakalan terbuka. โ Jadi di depan pintu gerbang Guru Mursyid, harus berniat menyerahkan hidupnya dan mencapai tujuan. โ Menjadikan perantara wasilah antara dirinya dengan Allah Swt. โ Tandanya Tidak menolak dibimbing dan diarahkan oleh Guru Mursyid. โ Ibarat dokter dengan pasien dan pemandi dengan jenazah. โ Selalu menghadiri majelisnya. โ Tidak berpaling kepada selain Guru Mursyidnya agar hatinya tidak bimbang antara 2 Mursyid. 3. Mematuhi perintah Guru Mursyid. โ Dengan segenap jiwa dan raga mengakui kekuasaan Guru Mursyid dan mematuhi semua perintahnya. Sebab tanpa ketaatan tidak akan bisa mengetahui ketulusan dan apa yang bisa diraih. โ Harus pasrah dan taat dalam semua perintah dan nasehat. โ Jika Guru Mursyid marah atau menunjukkan sikap acuh tak acuh, janganlah memisahkan diri darinya, akan tetapi harus mawas diri, kemungkinan kekurang ajaran yang dilakukan atau telah melakukan pelanggaran atas perintah Allah atau telah melakukan larangan Allah. Hendaklah ia bertaubat kepada Allah dan minta maaf pada Guru Mursyid dan bertekad tidak mengulangi kesalahannya. 4. Tidak melawan kewibawaan Guru Mursyid. โ Jika ada sesuatu yang tidak dapat dipahami dan kebenarannya belum dimengerti. Harus selalu ingat kisah Nabi Musa As. dengan Nabi Khaidir As. โ Tidak boleh menentang Guru Mursyid dalam metode yang digunakannya untuk mendidik murid-muridnya. โ Tidak menyalahi Guru Mursyidnya secara lahir dan tidak menentangnya secara batiniah. โ Akibat dari akal dzahir yang terlalu diperturutkan. Komentar yang dilontarkan adalah tanda kebodohan, mungkin ia pintar ilmu logika tapi bodoh ilmu batin atau hikmah diam lebih baik jika tak mau bertanya. 5. Menafikan kehendak dan keinginannya sendiri. โ Tidak boleh memulai sesuatu tanpa menyesuainya dengan keinginan Guru Mursyid. โ Bersabar atas sikap-sikap Guru Mursyid yang merupakan bagian dari pendidikan. โ Bergegas membantu Guru Mursyid sebisa mungkin. โ Menghindari untuk tidak menyalahi Guru Mursyid, karena menyalahi Guru Mursyid adalah sebuah racun ganas yang bisa membahayakannya. โ Murid tidak seyogyanya mencari-cari dalil dan alasan meminta rukhshah keringanan atas apa yang diperintahkan padanya. 6. Selalu menghargai pemikiran Guru Mursyid. โ Tidak boleh melakukan apapun yang dilarang atau dibenci Guru Mursyid, walaupun dianggap persoalan kecil. โ Jika sedang ada pertanyaan yang dilontarkan kepada Guru Mursyid, hendaknya murid diam. Jika ia menemukan kekurangan atau ketidak tepatan pada jawaban Syeikh, hendaklah tidak membantah. Akan tetapi ia bersyukur kepada Allah atas keutamaan ilmu dan nur yang diberikan khusus oleh Allah. Jika kesalahannya fatal, maka sebaiknya ia cepat menegurnya dengan sepatah kata sehingga Syeikh bisa langsung meralatnya, lalu ia murid bertobat sebab jalan terbaik bagi murid adalah diam. 7. Mengacu pada pengetahuan Guru Mursyid dalam menjelaskan makna berbagai macam pengalaman rohani atau mimpi. โ Untuk membedakan kebenarannya, karena bisa jadi muncul dari ungkapan hasrat buruk yang terpendam atau kabar dari iblis. โ Sampaikanlah pada Guru Mursyid agar bisa dipahami. 8. Menghormati ucapan Guru Mursyid. โ Lidah Guru Mursyid merupakan mata rantai kehendak Allah Swt. โ Harus yakin, bahwa Guru Mursyid adalah juru bicara Allah Swt dan bukan juru bicara hawa nafsu. โ Qolbu Guru Mursyid laksana lautan yang luas dan berisi mutiara pengetahuan, permata maโrifat dan selalu ditiup oleh angin rahmat dari Dzat Maha Abadi, dan menyisakan sebagian mutiara dan permata itu dibibir pantai lidahnya. Tidak ada ucapan Guru Mursyid yang sia-sia. โ Karena berbekal kemunafikan dan pengetahuannya sendiri semata dan dorongan hawa nafsu seorang murid, ia tidak akan sampai kepada Allah dan tidak akan mendengarkan ucapan Guru Mursyid. 9. Merendahkan suara. 10. Menahan diri dari tindakan diluar batas. โ Dengan ketidak sopanan karena terlalu gembira bersama Guru Mursyid atau terlalu banyak bertanya atau mendebat, akibatnya hijab kemuliaan atau kehormatan terkoyak dan pintu keberkahan pun tertutup. โ Hendaklah mengagungkan Guru Mursyid dan menjaga kehormatannya, baik didepan maupun di belakang Guru Mursyidnya. โ Senantiasa memulai pertemuan dengan ucapan salam. โ Ikut berdiri ketika ia berdiri. Contoh dilarang ๏ผ Membebani Guru Mursyid dalam urusan kepengurusan ๏ผ Mendahului Guru Mursyid makan, minum, dan bertindak kecuali atas izinnya. ๏ผ Panggilan yang tidak dengan sebutan kehormatan. ๏ผ Berlalu lalang jalan dekat di hadapannya. ๏ผ Menyibukkan diri saat Guru Mursyid bicara, misal berdzikir dengan tasbih atau sejenisnya. ๏ผ Tertawa yang panjang dan keras di hadapannya saat Guru Mursyid bicara. ๏ผ Banyak bicara di hadapannya. ๏ผ Keluar dari Majelisnya bergerak keluar. ๏ผ Ribut di dalam Majelisnya. ๏ผ Menggelar sajadah di hadapannya kecuali saat shalat. ๏ผ Menggulung sajadahnya sementara di atas sajadahnya ada orang yang lebih tinggi tingkat spiritualnya. ๏ผ Berbicara di hadapan Guru Mursyid kecuali dalam kondisi darurat bertanya pada teman dan tidak menunjukkan sedikitpun keistimewaan dan kelebihan dirinya di hadapan Guru Mursyid. ๏ผ Meminta kembali sesuatu yang ia berikan kepada Guru Mursyid, hal ini merupakan dosa besar dan dapat membatalkan status kemuridannya. โOrang yang menarik kembali hibah yang telah diberikannya seperti anjing yang menjilat muntahannya sendiri.โ HR. Bukhari ๏ผ Marah terhadap Guru Mursyid. Ia harus cepat-cepat minta ampun kepada Allah Swt dan meminta maaf kepada Guru Mursyid dan merendahkan diri kepadanya. ๏ผ Memegang bajunya ketika ia berdiri. 11. Mengetahui waktu yang tepat untuk bicara. โ Tidak boleh terburu-buru dan bicara kasar. โ Sebelum berbicara, harus menunjukkan kerendahan hati, tenang dalam berucap dan jangan terlalu banyak bertanya. โ Tidak meminta penjelasan tentang sesuatu masalah ditengah perjalanan hingga sampai kerumahnya dan tidak banyak bertanya ketika ia merasa jenuh. 12. Menjaga batas kehormatannya sendiri. โ Tidak boleh berbicara sesuatu masalah yang bukan menjadi bagian dari kedudukannya maqam. โ Harus bersikap jujur dan ikhlas dalam bergaul dengan Mursyidnya. โ Jika berlangsung suatu perkara di depan Guru Mursyid, murid berhak diam meskipun dia memiliki penjelasan dan jawaban atas perkara itu. 13. Mampu menjaga rahasia-rahasia Guru Mursyid. โ Tidak boleh mengungkapkan setiap keadaan berupa keajaiban, mimpi dan pengalaman rohani yang dirahasiakan oleh Guru Mursyid. โ Rahasia adalah aib dan menyebar luaskan aib adalah dosa karena akan mengakibatkan fitnah. โ Tidak menyampaikan ucapan-ucapan Guru Mursyidnya kepada manusia, kecuali sesuai dengan kadar pemahaman dan nalar mereka. โ Jika melihat suatu aib pada diri Guru Mursyid mesti ditutupi. โ Jika Guru Mursyid pernah keliru, lalu kembali ke jalur syaraโ, maka ia harus meyakini bahwa aib dan kesalahan yang dulu benar-benar telah hilang dan Guru Mursyid telah naik ke derajat yang lebih tinggi. Ini merupakan fase peralihan antara 2 status spiritual hal, sebab setiap peralihan status spiritual memiliki fase pemisah, antara hukum rukhshah syaraโ, kemudian ibahah, kemudian azhimah hukum asli dan ketentuan yang lebih berat Al-Asyadd. Kesalahan dan keinsyafan yang dilakukan Guru Mursyid harus dipandang simbol berakhirnya status pertama, untuk kemudian masuk ke ambang status kedua peralihan dari satu wilayah ke wilayah lain. Dengan kata lain melepas jubah kewalian tertentu dan memakai jubah kewalian lain yang lebih tinggi dan mulia. Sebab setiap hari mereka bertambah dekat dengan Allah para wali. 14. Mengungkapkan berbagai rahasia kepada Guru Mursyid. โ Setiap keajaiban dan anugerah yang diberikan Allah kepadanya harus segera diceritakan kepada Guru Mursyid, untuk memperoleh penjelasan dan penilaian dari Guru Mursyid. 15. Berbicara kepada Guru Mursyid sesuai dengan kadar pemahaman pendengar lainnya. Referensi 1. โRahasia Perjalanan Menuju Allahโ Syeikh Muhammad Efendi Saโad As Singkawani Al Jawi 2. โMenelusuri dan Memahami Jalan Kesufianโ Syeikh Abdul Qadir Al Jailani 3. โLautan Hakikatโ Syeikh Abdul Qadir Al Jailani 4. โ9 Risalah Al Ghazaliโ Imam Al-Ghazali 5. โHakikat Tasawufโ Abdul Qodir Isa 6.โAwaarif Al-Maโaarif Puncak Pengetahuan Ahli Makrifatโ Syeikh Syihaabuddin Umar Suhrawardi Kamis, 18 Oktober 2018 Adha Risyandi
AhmadAsrori al-Ishaqi adalah putera Kyai Utsman al-Ishaqi, mursyid Thariqah Qadiriyah wa Naqsyabandiyah (TQN), ulama besar dari Surabaya. Achmad Asrori memiliki darah keturunan hingga Rasulullah saw, tepatnya keturunan yang ke 38, dari garis Husain bin Ali. kepercayaan kelompok itu sendiri tetapi juga pendirian sufi secara umum berdasarkan
๏ปฟAbstrak Ilmu merupakan pengetahuan yang sudah klasifikasi,diorganisasi,disistematisasi dan diinterpretasikan untuk menghasilkan kebenaran yang objektif sehingga dapat diuji kebenarannya dan dapat diuji ulang secara menurut Al-Qur'an mencakup segala macam pengetahuan dan ilmu yang berguna bagi semua manusia dalam kehidupannya,baik dimasa kini ataupun berguna dimasa yang akan datang,berguna didunia dan karena itulah kita sebagai hamba Allah yang menciptakan di muka bumi,harus menguasai ilmu,wajib hukumnya bagi kaum muslimin ataupun muslimat untuk menuntut menciptakan manusia untuk menuntut ilmu tidak hanya ilmu dunia saja,namun ilmu akhiratpun perlu karena apabila kita ingin bahagia di dunia maupun akhirat hendaklah dengan mencari ilmu karena menuntut ilmu itu merupakan suatu kewajiban bagi seorang laki-laki maupun perempuan,tua maupun muda,orang dewasa maupun anak-anak menurut cara-cara yang sesuai dengan keadaan,bakat dan kemampuan. Dalam pemikiran Islam ada dua sumber ilmu,yaitu akal dan tidak boleh dipertentangkan karena manusia diberi kebebasan dalam mengembangkan akal budinya berdasarkan Al-Qur'an dan itulah ilmu dalam pemikiran Islam ada yang bersifat abadi yang tingkat kebenarannya bersifat mutlak karena bersumber dari wahyu Allah dan ilmu yang bersifat perolehan yang tingkat kebenarannyabersifat nisbi karena sumbernya dari akal pikiran manusia. Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna karena dibekali seperangkat potensi dan potensi yang paling utama dalam diri manusia adalah akal manusia dapat berfikir dan hasil pemikirannya itu berupa ilmu pengetahuan dan teknologi,jadi sebagai manusia yang sempurna yang diberikan akal yang sehat Allah mewajibkan manusia untuk menuntut pengetahuan dan teknologi tersebut hendaklah dikembangkan berdasarkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt karena apabila kita kembangkan dengan rasa iman dan takwa maka Allah akan memberikan jaminan kemaslahatan bagi kehidupan umat manusia termasuk juga penjelasan ini banyak ayat dan hadis yang mewajibkan uamt untuk menuntut ilmu salah satunya surat Al-Mujadilah ayat 11dan masih banyak hadis yang menjelaskan kewajiban menuntut ilmu. Disamping menuntut ilmu,hendaklah bertanggung jawab atas kelestarian alam dan lingkungan sekitar, karena apabila tanggung jawab tidak dilakukan dan justru berbuat kerusakan di muka bumi ini maka fungsi manusia sebagai khalifah dan pemakmur di muka bumi telah bergeser menjadi perusak yang pada akhirnya berdampak ekologis bagi keseimbangan alam sekaligus bagi kelangsungan generasi selanjutnya,dan ketika lingkungan rusak maka susah pula tempat untuk menuntut ilmu,jadi orang berilmu juga harus menjaga lingkungan disekitarnya. Sebagai ilmuan apa yang telah diperoleh dalam menjadikan dunia Islam pada masa lampau menjadi pusat pengembangan ilmu dan kebudayaan, Insya Allah dimasa mendatang kejayaan tersebut akan berulang kembali seandainya umat islam tersebut mempelajari dan mengamalkan ajaran Agama Islam secara menyeluruh. Kata kunci Kewajiban menuntut ilmu menurut Al-Qur'an dan Al-Hadits Abstract Science is knowledge that has been classified, organized,syastematized and interpreted to produce an Objective truth that can be verifiable and according to the Qur " an includes all kinds of knowledge that is useful for people in their lives,either the present or the servants of God who have been created in the earth,must master not onlu the world " s but also eschatology because if we want to be happy in this world and hereafter must
Meminjamistilah tasawuf, term mursyid untuk pembimbing menghafal al-Qurโan. Seorang mursyid harus hafiz al-Qurโan. Bimbingan yang dilakukan oleh 3 M Diaz Bony Supramono, Urgensi Society 5.0 di Era Revolusi Industri 4.0diakses pada 6 April 2019 jam 13.13 4 Imam Abu Yahya Bin Syaraf An-Nawawi, At-Tibyan Adab Para Penghafal Al-Qurโan, Terj.
persepsiguru terhadap dirinya supaya baik. Dengan dasar pemikiran itu maka adab (etika) sangat penting diaktualisasikan dalam dunia pendidikan modern. Seperti menghormati guru, rendah diri dihadapan guru, taโdhim (menjunjung tinggi martabat guru) dan khidmah (melayani kepentingan guru) murid terhadap guru.
A PENGERTIAN 1. Lima Pilar Utama merupakan dan menjadi SOKOGURU, tuntunan dan bimbingan, serta fatwa dan amanat wasiat Hadlratus Syaikh Achmad Asrori Al-Ishaqi, RA selaku mursyid - guru thoriqoh, terdiri dari 5 (lima) hal pokok, yang wajib untuk ditaati dan diamalkan oleh setiap dan segenap murid thariqah dan jamaโahnya, dengan mengikut contoh
. tvl6j8l53h.pages.dev/316tvl6j8l53h.pages.dev/193tvl6j8l53h.pages.dev/498tvl6j8l53h.pages.dev/233tvl6j8l53h.pages.dev/121tvl6j8l53h.pages.dev/424tvl6j8l53h.pages.dev/21tvl6j8l53h.pages.dev/396
adab murid terhadap guru mursyid